Sastra Jawa telah ada sejak abad 9 ditulis dalam prasasti di Sukabumi dan lebih dikenal dengan sastra jawa kuno. Seperti Eropa dengan renaisance Jawa juga mengalami abad pertengahan pada masa Majapahit, tulisan berupa prosa dan puisi selalu mengiringi perkembangan Jawa dari abad ke abad. Demak memulai sastra Jawa baru pada abad ke 16, setelah Islam mulai merambah di pulau Jawa, serat Jawi sastra dan serat Centhini adalah hasil karya sastra Jawa baru ini. Belanda mengekspansi pulau Jawa maka era sastra Jawa modern dimulai. Gerbosari yang merupakan bagian kecil dari masyarakat Jawa yang masih selalu "nguri-uri" budaya jawa, pada malam tirakatan Bersih Desa Gerbosari (12/10/2019) tak lupa untuk melestarikan sastra Jawa itu dengan "nembang macapat" Sekar Dhandhanggula Padhasin SL.9 yang ditulis oleh Kelompok Macapat Clumprit khusus untuk bersih desa Gerbosari. Salah satu "Gatra"
Ayem tentrem kang ginayuh
Gemah Ripah loh jinawi
Murah sandang lawan boga
Tenem tuwuh tanpa cicir
Sato iwen raja kaya
Myang Mina Tan bisa keri
Baca Juga:
Malam Tirakatan upaya mendekatkan diri dengan sang pencipta
Yang memiliki harapan dengan Merti Desa atau sesuci ini yang juga merupakan bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, diharapkan seperti apa yang ditulis dalam macapat tersebut, Gerbosari yang ayem tentrem, murah sandang pangan, dan selalu nyaman untuk ditinggali. Red-nurul