Pramuka Sebagai Ujung Tombak Pendidikan Karakter
Pendidikan pramuka adalah gerakan kepanduan di Indonesia yang secara resmi, bergerak dengan berlandaskan kepada Kepres no. 238 tahun 1961.
Keputusan presiden itu kemudian ditindak lanjuti dengan misyawarah nasional gerakan pramuka di Kupang, yang menghasilkan keputusan munas no. 11/munas/ 2013.
Berdasarkan hasil munas di Kupang itu, gerakan pramuka ditetapkan secara jelas pendidikan karakter dibebankan kepada gerakan pramuka.
Bunyi anggaran dasar itu selengkapnya sebagai berikut. Untuk mendidik generasi muda diperlukan pendidikan non formal, yang merupakan bagian dari pendidikan nasional dengan dilandasi prinsip dasar dan methodik gerakan pramuka, dilandasi dengan siatem among.
Menyadari itu semua pendidikan gerakan pramuka secara jelas dan tegas tersirat beban yang cukup berat yang dibebankan kepada gerakan pramuka untuk membina, mengarahkan, mengajak generasi muda untuk mempersiapkan diri menjadi insan yang cerdas, trampil, berwatak dan berbudi pekerti luhur, berakhlak mulia dan peduli pada diri dan bangsanya.
Menyadari itu semua gerakan pramuka di kecamatan Samigaluh mulai bergeliat untuk berbenah diri membantu generasi muda untuk mewujudkan cita-citanya.
Seperti kita ketahui organisasi pramuka di tingkat kecamatan, yakni Kwartir Ranting.
Kwartir ranting inilah yang berkewajiban mengurus mengelola gerakan tersebut. Pengelolaan kwartir ranting itu diperlukan pengabdian yang luar biasa untuk mendorong generasi muda itu.
Seperti kita ketahui dalam gerakan pramuda dibagi menjadi dua golongan besar :
1. Anggota pramuka
muda dan
2. Anggota pramuka
dewasa.
Anggota pramuka muda terbagi menjadi, siaga, penggalang, penegak dan pandega.
Sedang anggota dewasa, yakni anggota biasa dan anggota kehormatan.
Yang menjadi subyek garapan adalah anggota muda, yang juga disebut peserta didik.
Sedangkan bagi anggota dewasa menjadi ajang oengabdian kepada bangsa dan negara.
Garapan subyek peserta didik, inilah yang menjadi garapan dan lahan pengabdian bagi pramuka dewasa.
Pramuka dewasa, yang kami maksud adalah para pembina dan pelatih pembina.
Selaras dengan ditetapkannya pendidikan pramuka menjadi bahan ajar / bidang ekstra kurikuler wajib, maka gugus depan yang berpangkalan di sekolah hanya dapat mengampu sekenanya. Mengapa demikian karena di sekolah tidak tersedia pembina mahir yang cukup.
Untuk menunjang hal ini perlu terus menerus didorong agar lembaga pendidikan pramuka yang berada minimal ditingkat Cabang (kabupaten) menyikapi hal ini sebagai sebuah kebutuhan yang mendesak.
Kami selaku pengurus kwartir ranting kecamatan Samigaluh menghimbau kepada Lemdikacab* untuk secara bertahap memcukupi kebutuhan jumlah pembina mahir di Kwartir-kwartir ranting.
Bagi kwartir ranting Samigaluh memberanikan diri untuk membuka karang pamitran, demi pelayanan kepada peserta didik yang menanti uluran pembina untuk membentuk karakter bangsa yang diharapkan. Pembukaan karang pamitran sudah kami mulai dan dibuka oleh kakak pelatih kak Sudarmadji dan
kawan.
Karena kewenangan karang pamitran itu nota bene kewenangan cabang, kami lalu memberi sebutan gelang ajar sesuai dengan ketentuan Pusdiknas
Apapun yang kami lakukan semata-mata membantu para pembina mahir yang ada, agar dapat membina adik peserta didiknya dengan menggunakan prinsip dan methodik dan disertai sistem among, yang selaras dengan tujuan akhir gerakan Praja Muda Karana yang kita cintai. Semoga Tuhan memberkahi kita semua.
Sepatah kata bijak dari bapak pandu dunia.
* Nama baik seseorang lebih berharga dari pada harta kekauaannya*
* Sebaik-baik manusia adalah yang paling baik budi pekertinya*
Salam pramuka.
Red-santo