Hari kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus memang merupakan suatu momen yang sangat gembira untuk seluruh lapisan masyarakat. Untuk memeriahkannya, ada banyak lomba yang biasanya diadakan. Tak lain tujuan utamanya adalah menciptakan kegembiraan untuk semua orang, semua lapisan masyarakat. Dari pusat kota hingga ke pelosok desa-desa.
. Karena dilakukan beragam kalangan, sontak perlombaan untuk merayakan kemerdekaan kian masyhur ke seluruh negeri. Lomba-lomba itu tetap hadir dan meriah sampai hari ini. Filosofi Lomba-lomba tersebut pun sebenarnya memiliki makna mendalam.. Lomba ini bukan hanya adu kekuatan. Tanpa tim yang kompak, kemenangan sulit diraih..
Untuk melestarikan tradisi di Hari Kemerdekaan Indonesia, Masyarakat Desa Gerbosari masih mengadakan perlombaan sama. Perlombaan tersebut sudah jadi bagian tradisi dan identitas.
Bukan sekedar lomba, tapi panitia penyelenggara juga menyiapkan hadiah untuk para pemenang yang ikut berpartisipasi. Namun, meski dilakukan hampir setiap tahun, tak banyak masyarakat yang sadar asal mula tradisi perayaan 17 Agustus tersebut. Padahal, beberapa jenis perlombaan sebenarnya punya sejarah dan filosofi tersendiri. Dari mana awal mulanya, hingga kini tidak diketahui pasti siapa tokoh pelopor tradisi perlombaan untuk menyambut Hari Kemerdekaan Indonesia. Yang pasti, perlombaan "17 Agustusan" mulai jamak dilakukan sekitar tahun 1950-an.
Makna yang paling utama dari semua perlombaan ini adalah menciptakan rasa persatuan, kesatuan, kebersamaan dan gotong royong. Serta untuk mengingat kembali betapa berat dan penuh dengan perjuangan para Pahlawan Kemerdekaan melawan penjajahan kala itu.
Di era teknologi modern saat ini, masyarakat Indonesia sudah mulai menjadi makhluk yang individual dan tidak perduli dengan kondisi sekitar. Banyak dari mereka yang lebih fokus dengan gadget-nya masing-masing ketimbang berinteraksi dengan orang lain.
Dengan adanya momen lomba 17 Agustus ini banyak masyarakat yang akhirnya menyimpan gadgetnya, “turun ke jalan” untuk melihat keseruan lomba, dan juga berkesempatan untuk berinteraksi dengan para tetangganya.
Melihat aksi konyol para peserta lomba tentunya akan mengocok perut para penonton. Hal ini justru menjadi salah satu esensi dari lomba dimana semua masyarakat dapat melepas kegengsiannya sehingga dapat bersenang-senang bersama.
Para pejuang yang telah gugur di medan perang menggunakan semangat kerja keras, pantang menyerah dan kerjasama untuk mencapai kemerdekaan Indonesia tanpa iming-iming sepeda, televisi dan juga handphone (dikarenakan zaman dulu belum ada handphone). Dengan menerapkan semangat tersebut ke dalam lomba, niscaya Anda bisa sukses menjadi pemenang. Semangat ini yang juga harus ditanamkan kepada setiap warga negara Indonesia untuk membuat Indonesia lebih maju lagi.
Nah, jadi hal-hal itulah yang bisa didapat dari lomba 17 Agustus. Tidak ada ruginya jika ikut lomba 17 Agustus?
(Red – Joko Art)