Desa Gerbosari news (2/11) Wilayah selatan dari Desa Gerbosari merupakan daerah yang rawan bencana, yaitu bencana kekeringan saat dimusim kemarau berkepanjangan seperti beberapa waktu sebelumnya dan juga bencana tanah longsor. Dalam hal bencana tanah longsor, pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kulon Progo, BPBD DIY, pihak rekanan yaitu CV. Mitra Kreasindo hari Sabtu tanggal 2 November 2019 mengadakan sosialisasi peralatan penyelamatan sensor tanah longsor di Kulon Progo melalui kegiatan pengelolaan pusat pengendalian operasi, penanggulangan bencana.
Kepala Desa Gerbosari, Bapak Damar A.Md menyampaikan selamat datang dan permohonan maaf kalau ada kekurangan dalam menyediakan tempat dan lain sebagainya serta ucapan terimakasih kepada pihak BPBD KP dan DIY yang telah peduli dan telah banyak memberi bantuan, semoga dicatat Tuhan sebagai amal kebaikan. Dengan adanya sosialisasi alat Early Warning System (EWS) untuk sensor kewaspadaan bukan menjadikan ketakutan bagi warga masyarakat.
Pihak BPBD KP yang diiwakili oleh bapak Hadi, menyampaikan ucapan terimakasih kepada CV. Mitra Kreasindo yang melakukan pemasangan EWS sebagai upaya kesiap siagaan bencana, bencana apapun perlu deteksi dini.
Didasari longsor yang terjadi di pedukuhan Jeruk beberapa waktu lalu, maka telah dibuat peta evakuasi dan sosialisasi ke warga masyarakat.
Pemetaan Kepala Keluarga (KK) yang berpotensi terkena longsor dan denah lokasi pengungsian. Dengan adanya alat EWS, masyarakat agar lebih waspada tentang peringatan dini bencana. Pergerakan tanah yang tidak bisa dilihat mata bisa dideteksi dengan alat EWS. Namun alat EWS bukan untuk mencegah bencana hanya sebagai persiapan diri, sebagai contoh gempa dan tsunami di Palu, jangan terlalu mempercayai alat kalau sudah ada tanda - tanda bencana walau alat belum berbunyi segera lakukan evakuasi diri. Berdoa agar tidak ada lagi pergerakan tanah/longsor. Perkembangan musim, saat ini sudah mulai hujan maka tingkatkan kewaspadaan, baik bencana longsor, pohon tumbang dan sebagainya. Saluran air dibersihkan agar tidak ada sumbatan yang menyebabkan erosi, dan bencana longsor.
Dahan - dahan lapuk dipotong sebagai salah satu langkah mitigasi/ meminimalkan bencana. Sosialisasi dapat menambah pengetahuan bagaimana mekanisme alat secara mekanik maupun manual. Mohon arahan dan bimbingan Babinkantibmas terutama tentang bencana.
Pusdalop BPBD DIY, bapak Tri Wahyuno, alat EWS yang dipasang di depan rumah Dukuh Jeruk dapat dipantau dari Wates dan Jogjakarta, Terhubung dengan Gubernur Jogjakarta.
Kewaspadaan yang utama ada di diri sendiri.
Sosialisasi dari CV Mitra Kreasindo, bapak Media menyampaikan ada 4 alat yang dipasang di pedukuhan Jeruk, yaitu = Alat untuk mengukur kemiringan tanah, Alat pengukur retak tanah (Etenso), Alat pengukur curah hujan dan alarm peringatan.
Tim Reaksi Cepat ( TRC) BPBD KP, bapak Sunardi menyampaikan bahwa alat berbunyi kalau ada longsoran, kalau hanya terkena pohon tumbang tidak akan berbunyi. Seharusnya alat dilengkapi tombol manual dan sebaiknya dibuat 3 bunyi sebagai penanda uji coba, siaga, siap.
Tiap tanggal 26 jam 10 EWS dibunyikan untuk perawatan, kalau selain itu artinya waspada bencana. Amankan alat EWS karena milik negara yang dipinjamkan, jangan sampai diambil orang yang tidak bertanggungjawab. Tanda - tanda longsor diantaranya = ada retakan tanah dan suara pergerakan tanah, pohon - pohon menjadi miring, muncul rembesan pada lereng, runtuhan batu - batu kecil dan sebagainya. Kalau ada tanda - tanda tersebut harus waspada dan bersiap melakukan evakuasi diri. Red - RaNi