You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Kalurahan Gerbosari
Kalurahan Gerbosari

Kap. Samigaluh, Kab. Kulon Progo, Provinsi DI Yogyakarta

Selamat Datang Di Website Resmi Kalurahan Gerbosari, Kapanewon Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo

Sensasi Perpaduan Kuliner, Wisata dan Kopi Suroloyo

Kepala Desa TTD 01 Mei 2018 Dibaca 421 Kali

 

Dunia perkopian berkembang dengan pesatnya akhir-akhir ini. Mereka yang mulanya hanya sekedar menikmati kopi instan dan (paling-paling) kopi tubruk di rumah kini telah beranjak ke kedai kopi dan menikmati aneka kopi dari mesin espresso. Kabar baiknya banyak penikmat kopi pemula yang menikmati kopi dengan level lebih tinggi.

Yang dulunya mungkin hanya mampu menikmati frappe dan kopi-kopi bercampur gula dan krim kini bergeser menikmati cappuccino tanpa gula.

Di mindset kebanyakan masyarakat Indonesia kopi haruslah hitam dan pahit. Padahal seharusnya tidak begitu. Robusta yang disangrai dengan gelap tentulah memberi pahit yang luar biasa dahsyat. Kehitaman dan kepahitan tingkat kopi berasal dari proses penyangraiannya. Semakin lama biji kopi disangrai maka akan semakin pahit dan hitamlah kopi tersebut. Ada tiga tingkat proses penyangraian yaitu light, medium dan darkSebaiknya kopi tidak disangrai terlalu dark karena akan menghilangkan karakteristik biji kopi tersebut.

Kopi memiliki perjalanan panjang sebelum kita nikmati. Awalnya kopi ditanam oleh petani. Saat panen petani memetik cherry kopi (buah kopi) dan memisahkan bijinya dari buahnya. Ada beberapa proses yang dilakukan dalam tahap ini ada wet process, honey process dan lain-lain. Setelah biji kopi dan buahnya terpisah maka biji kopi yang mentah harus dijemur beberapa waktu sampai kadar airnya berada di tingkat yang telah ditentukan. Setelah itu green bean atau biji kopi hijau ini dijual ke roaster (penyangrai kopi) atau perusahaan yang mengolah sendiri biji hijau mereka.

Pahitnya kopi lahir karena proses penyangraian (roasting) meski ada juga yang berasal dari karakteristik bijinya. Selain itu ada alasan lain yang menunjang pahitnya kopi yaitu suhu dan tingkat kehalusan. Semakin tinggi suhu air yang digunakan untuk menyeduh kopi maka makin pahitlah kopinya. Dan semakin halus tingkat kehalusan bubuk kopi, maka kopi juga akan semakin pahit. Sesederhana itu.

Sejarah mencatat bahwa penemuan kopi sebagai minuman berkhasiat dan berenergi pertama kali ditemukan oleh Bangsa Etiopia di Benua Afrika sekitar 3000 tahun (1000 SM) yang lalu. Kopi kemudian terus berkembang hingga saat ini menjadi salah satu minuman paling populer di dunia yang dikonsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat.

 Indonesia sendiri telah mampu memproduksi lebih dari 400 ribu ton kopi per tahunnya. Disamping rasa dan aromanya yang menarik, kopi juga dapat menurunkan risiko terkena penyakit kanker, diabetes, Empedu dan berbagai penyakit jantung.

 

Mitos minum kopi berasal dari zaman kuno. Popularitas kopi telah membuat orang percaya berbagai hal yang berbeda tentang bagaimana kopi mempengaruhi kesehatan kita. Beberapa hal tentang kopi adalah benar, yang lain hanyalah sebuah mitos yang telah dipertahankan selama bertahun-tahun.

 Ternyata ada keterkaitan antara kopi, kuliner, dan wisata. Ini bisa dibuktikan di Kedai Kopi Suroloyo. Tak main-main memang, kedai kopi itu dijadikan potensi wisata kuliner yang prospektif di daerah tersebut karena diminati wisatawan mancanegara dan nusantara. Kedai Kopi Surolyo ini sangat potensial menjadi wisata.

Wisatawan di Kawasan Puncak Suroloyo dapat menikmati kopi di kedai ini setelah menikmati suasana alam yang sangat asri dan kental dengan sejarah maupun spiritulanya.

Pengelola Kedai Suroloyo Windarno mengatakan, saat ini, pengunjung di Kedai Kopi sudah mulai ramai didatangi berbagai kalangan. Ada dari masyarakat biasa, pejabat, pengusaha, selebritas, dan kalangan artis bahkan sampai wisatawan asing banyak yang berkunjung ke sini," ujarnya.

Setiap pengunjung dapat turut serta dalam kegiatan pengembangan dan pengenalan kopi asal Kulon Progo yakni Kopi Suroloyo atau yang biasa dikenal dengan Kopi Menoreh.

Bahkan mereka terjun langsung bertemu dengan petani kopi di perbukitan Menoreh untuk mengetahui proses pengolahan kopi sebelum akhirnya bisa disesap dengan di kebun kopi di wilayah Pedukuhan Keceme, Gerbosari , Kecamatan Samigaluh.

Tak hanya sekedar menikmati seduhan kopi asli Menoreh pengunjung  juga diberi kesempatan turut melakukan panen kopi bersama dengan petani kopi. Mereka diajarkan bagaimana cara memanen kopi secara benar hingga beberapa metode pengolahan kopi pasca panen.

Saat ini, sebagian besar kopi arabika yang ditanam oleh para petani terbagi dalam dua varietas. Varietas pertama adalah varietas S-line, sedangkan yang kedua varietas Kartika. Tapi para petani juga tengah mencoba mengembangkan beberapa varietas baru.

 

Menurut Windarno sangat penting untuk mengembangkan produksi kopi mulai dari pembenihan hingga pasca panen. Hal itumenurutnya akan sangat bermanfaat bagi pertumbuhan ekonomi.

Tahun ini kopi di wilayah Suroloyo akan memasuki tahap panen. Sehingga saat panen kami dapat mengelola hasil panen dengan baik melalui ilmu pengelolaan kopi yang dipelajari selama dua tahun lebih.

(RED – Joko Art)

 

 

Beri Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui oleh admin
CAPTCHA Image