Merti dusun, cara masyarakat Jawa membersihkan diri. Seperti halnya manusia yang harus bersuci, maka daerah atau dusun atau desa juga harus bersuci. Berasal dari kata "Merti" yang berarti "bersih-bersih", dan "dusun" yang berarti kampung atau daerah, jikalau diartikan secara harfiah maka Merti dusun memiliki makna bersih-bersih dusun. Inilah yang dilakukan masyarakat pedukuhan Kayugede, Gerbosari, melakukan acara bersih dusun, yang diawali pada tanggal 22 Agustus 2019, dengan tirakatan yang dilaksanakan di masjid Al ikhlas dilanjutkan pengajian. Kemudian pada hari ini dilaksanakan kirab budaya dengan gunungan dari hasil bumi, sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah atas segala rezeki yang telah di berikan memalui "tlatah" Kayugede, yang kemudian diperebutkan oleh masyarakat sekitar, karena diyakini gunungan tersebut membawa berkah karena telah didoakan kepada Allah terlebih dahulu.
Tidak berhenti pada kegiatan tersebut, Merti dusun kali ini juga dimeriahkan oleh jatilan klasik "Wargo Budoyo" dari pedukuhan Sumbo yang turut memeriahkan acara tersebut. Puncak Merti dusun pada tanggal 24 Agustus 2019, yaitu pagelaran Wayang Kulit dengan dalang Ki Feri Ariyanto. Merti dusun bukan hanya bentuk bersuci bagi dusun namun juga rasa syukur kepada Allah SWT, sang maha pemberi, juga sebagai bentuk pelestarian budaya adiluhung nenek moyang kita, jika bukan kita yang selalu melestarikan budaya, lalu siapa lagi?.