(Yogyakarta 21 Oktober 2019)
Wisata di Kabupaten Kulon Progo mulai menggeliat, dengan dikembangkannya sejumlah obyek wisata alam, seperti indahnya pegunungan Menordeh, yang membelah wilayah paling barat Provinsi DIY itu dengan Purwerejo, Jawa Tengah.
Bukit Menoreh yang lebih dikenal dalam buku karangan SH. Mintardja, berjudul Api di Bukit Menoreh ini, sebenarnya merupakan kawasan yang menantang untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata. Banyak obyek wisata yang masih perawan, dan menunggu dijamah untuk dikembangkan sebagai lokasi yang indah dan selalu menarik untuk dikunjungi wisatawan.
Dunia wisata menjadi makin menggeliat karena pemasaran melalui dunia maya sangat menentukan keberhasilan destinasi wisata menjadi berkembang. Orang akan makin tau dan mudah menemukan tempat wisata baru karena posting melalui Instagram,Facebook,WA dll.Perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi yang terus meningkat membuat jumlah pengguna Internet yang juga semakin tinggi diseluruh dunia setiap tahunnya, tak terkecuali Negara Indonesia. Selain Facebook, Twitter, Youtube, Path, Line, dll byang menjadi media sosial favorite masyarakat Indonesia salah satu media sosial yang kini pertumbuhannya terjadi dengan cepat adalah Instagram. Dengan jumlah pengguna yang terus meningkat, Instagram menjadi peluang yang besar bagi para pelaku bisnis dalam melakukan kegiatan promosi tak terkecuali pemerintah Indonesia yaitu Kementrian Pariwisata yang berupaya mempromosikan Indonesia melalui berbagai jenis media baru. Pemerintah melalui dinas Pariwisata Kulon Progo menangkap ini sebagai hal yang perlu dikembangkan,yaitu promosi wisata dengan media sosial.
Pada tanggal 21-23 Oktober ini Dinas Pariwisata Kulon Progo mangadakan Pelatihan Teknologi Informasi untuk Pengembangan Desa Wisata se Kulon Progo,dilaksanakan di Hotel MM UGM Yogyakarta,dan diikuti oleh pengelola Desa Wisata dan Destinasi Wisata di Kulon Progo.
Diharapkan dengan adanya pelatihan ini maka masing- masing destinasi wisata di Kulon Progo akan makin maju dan dikenal banyak orang,sehingga mampu meningkatkan kunjungan wisata di masing2 destinasi.
Selain itu, peran media seperti media massa dan media sosial juga sangat besar dalam mengenalkan daerah wisata baru kepada khalayak sehingga menarik minat wisatawan untuk berkunjung.
Sebagai buah dari kehadiran internet sebagai media komunikasi, media sosial telah mengubah cara pemerintah, pihak swasta maupun individu untuk berkomunikasi dengan khalayak dan menyampaikan informasi kepada orang banyak terkait dengan potensi wisata yang ada. Selain itu, tidak sedikit para wisatawan yang membagi pengalamannya berwisata di Indonesia melalui media sosial seperti blog, Facebook. Instagram, Twitter, dan lain-lain.
Media sosial juga digunakan oleh mereka yang berkecimpung di industri pariwisata sebagai salah satu strategi pemasaran.
Pada kesempatan ini Dinas Pariwisata Kulon Progo menggandeng stake holder Travelixism untuk memberi pelatihan kepada para pengelola Wisata dan Desa Wisata tentang penggunaan Internet dan Media Sosial sebagai sarana promosi Destinasi Wisata.
Desa Gerbosari dalam Pelatihan ini juga mengirimkan 2 orang pelaku dan pengelola destinasi Wisata dari Pokdarwis Gerbosari. Peluang Gerbosari yang menjadi salah satu jalur menuju KSPN (Kawasan Strategis Pariwisata Nasional) Borobudur, tentunya harus segera ditangkap sebagai usaha untuk memajukan destinasi wisata di daerahnya,agar dampak Bedah Menoreh dan pembangunan Bandara YIA direspon positif oleh Desa Gerbosari. Red-adven