Desa Gerbosari 2/10. Ngleluri Adat Jawi yang hampir ditinggalkan masyarakat khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta. BARITAN dari kata Lebar Ngarit/ habis panen khususnya warga petani dengan panen padi. BARITAN juga Identik dengan Slametan untuk Ternak baik Sapi,Kambing, Kerbau, maupun hewan ternak lainnya. Dengan jamasi hewan ternak dengan air kembang 7 rupa dengan maksud supaya ternak - ternak yang dipelihara Peternak tidak ada gangguan suatu apapun. Dengan Ujub bahwa dengan BARITAN Petani Peternak juga Warga yang mengadakan Upacara Adat BARITAN di jauhkan dari Mara Bahaya, Ayom Ayem Tentrem tidak ada halangan suatu apapun. Cinaketno Hing Kabegjan Tinebihno Saking Rubedo/ Didekatkan dari Rezeki Dijauhkan dari Mara Bahaya.
Baca juga:
Budaya Baritan Karang Menampilkan wargo budhoyo
Jum'at kliwon tanggal 27 September 2019 bertempat di Bulak Gayam Pedukuhan Karang,diadakan acara adat dan budaya Jawa yaitu Baritan.Acara ini dihadiri Bapak Camat Samigaluh,Bapak Kapolsek Samigaluh,,Babinkamtibmas Desa Gerbosari,BapakKepala Desa Gerbosari dan Perangkat,Dukuh Karang,BPD dan para undangan lainya.Selain itu acara ini juga dimeriahkan dengan kesenian dan budaya lokal Jathilan Wargo Budhoyo dari Pedukuhan Sumbo.Masyarakat sangat antusias mengikuti dan menyaksikan acara ini.Walaupun acara Baritan ini diselenggarakan oleh masyarakat Pedukuhan Karang,tetapi juga didukung dari masyarakat diluar Pedukuhan Karang.Acara dibuka dengan berdoa bersama dipimpin oleh pembawa acara,setelah sebelumnya diadakan kirab yang dimulai dari halaman Balai Desa Gerbosari.Setelah pembukaan,,dilanjutkan dengan Tembang Mocopat Dhandhang Gulo oleh Bapak Sarno,tokoh masyarakat di Pedukuhan Karang.Dalam tembang itu isinya pesan pesan dan makna yang terkandung dalam acara Baritan tersebut.Usai Tembang Mocopat,dilanjutkan penyampaian ujub Baritan oleh Bapak Nasrun selaku Dukuh Karang.Dilanjutkan acara inti Baritan oleh Bapak Kustanto.Bapak Kustanto ini adalah Tokoh Agama,sekaligus Tokoh Budayawan dari Pedukuhan Karang.
Dalam acara inti ini dipanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar para petani selalu dimudahkan dalam bertani,berternak dan apa yang ditanam selalu membuahkan hasil yang bagus,yang maksimal.Dengan diiringi alunan kidung/tembang,Bapak Kustanto menyiramkan air bunga ke empat penjuru(Utara,barat,selatan dan timur).Setelah itu,Bapak Camat,Bapak Kapolsek dan Bapak Kepala Desa berkenan memandikan hewan ternak dengan air bunga.Dengan harapan dan doa agar semua ternak bisa berkembang biak dan sehat.Bersamaan dengan itu,masyarakat berebut gunungan yang disediakan panitia.Bapak ibu berepbut gunungan yang berisi hasil bumi seperti padi ketan wulen(masih ada merangnya),jagung,macam macam sayuran dan buah buahan,sedangkan anak anak berebut jajan pasar.
Dalam sambutanya Bapak Triyanto Raharjo S.Sos.M.Si menyampaikan bahwa budaya dan acara adat seperti ini harus dipertahankan.Kedepan jadikan budaya seperti ini perlu dikembangkan untuk menarik wisatawan agar mau berkunjung ketempat kita.Jadikan momen momen seperti ini sebagai daya tarik tersendiri,dengan harapan akan mampu meningkatkan ekonomi masyarakat di wilayah kita.Banyak orang lain yang tertarik dengan budaya kita.Karena itu kita harus melestarikan adat dan budaya kita.Tanamkan rasa cinta pada budaya kita kepada anak cucu kita,agar generasi kita mau melestarikan adat dan budaya lokal ini.Baritan ini selalu dinanti oleh warga masyarakat.Dalam acara ini sangat terasa kebersamaan sesama warga.Semua masyarakat yang hadir atau penonton diberi ketupat dan lauk(ada tempe bacem goreng,tahu,dan pelas). Pelas adalah kelapa parut yang diberi bumbu,dan teri kecil kemudian dikukus,dan rasanya gurih.Indahnya kebersamaan ini.
Sambil menikmati ketupat,penonton dihibur pentas Jathilan. Red - Hasan-triw