You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Kalurahan Gerbosari
Kalurahan Gerbosari

Kap. Samigaluh, Kab. Kulon Progo, Provinsi DI Yogyakarta

Selamat Datang Di Website Resmi Kalurahan Gerbosari, Kapanewon Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo

Meng Ekselarator(Mempercepat) Pendidikan Karakter

Administrator 12 Oktober 2019 Dibaca 495 Kali

Desa Grrbosari 12/10. Dunia pendidikan kita, dapat digolongkan, kurang seperti yang diharapkan. Hal ini dapat kita temukan pada laporan Badan Pendidikan dunia yang sering kita sebut unesco posisi Indonesia menurut laporan unesco berada pada peringkat 235 untuk seluruh dunia. Hal ini tentu menjadi keprihatinan kita.

Mari kita lihat kita telaah mengapa ini dapat terjadi.
Pendidikan yang baik adalah mencetak lulusannya siap menuju ke dunia kerja. Oleh karena itu, kita masih temui banyak iklan-iklan yang membuka lowongan pekerjaan,, tetapi sangat sedikit yang dapat memenuhi kwalifikasi yang sesuai kebutuhan.
Penyebab utamanya tentu tidak sinkronnya dunia pendidikan dengan dunia kerja kita. Kalau kita runut mestinya kebutuhan tenaga kerja, tenaga trampil harusnya dapat dipenuhi oleh lulusan sekolah.

Dalam hal ini pemerintah sudah berupaya dengan membuka sekolah-sekolah kejuruan, sesuai dengan harapan dunia kerja, namun apa yang terjadi. Kita semua menanggapinya dengan ragu-ragu. Masih sedikit sekali jumlahnya siswa-siswi yang dengan tekat bulat ingin memasuki sekolah kekuruan, yang notabene siap memasuki dunia kerja setelah lulus. Belum lagi minat masuk ke sekolah kejuruan ini, mohon maaf sering hanya dihuni oleh masyarakat kelas menengah kebawah.

Pemerintah tidak kurang akal, lalu mendirikan balai latihan kerja (BLK) dimana-mana, dan pengelolaannya diserahkan ke Kementerian-kementerian terkait.
Hal inipun belum dapat dikatakan menjadi terobosan yang memadai untuk mencari tenaga trampil seperti harapan pasar.
Bahkan kementerian-kementerian banyak yang mendirikan sekolah dan akademi kedinasan, itu semua demi memenuhi tenaga-tenaga trampil yang dapat dipakai dikalangan dinasnya sendiri. Lalu apa sebetulnya sumber kekliruan kita, mari kita simak, apa penyebab itu semua, kalau bukan masalah karakter kita.

Apa sebab pendidikan karakter kita yang menyebabkan.
1. Karena negara kita kaya dan berlimpah sumber daya alam, hasil perkebunan, pertanian, tanaman obat-obatan, bahkan seperti lagunya kus plus bukan lautan hanya kolam susu. Maka secara shykologis kita memiliki sifat pemalas. 2. Pemerintah belum memperharikan Ranah pendidikan didalam keluarga.
Coba kita simak kita, tetangga kanan kiri, apakah kita telah memberi suri teladan kepada anak-anak tentang etos kerja yang sangat kita perlukan keperluan masa depannya.
3. Apakah kita telah mendidik anak-anak kita dengan jujur secara esensial (murni). Dapat kita contohkan kita pamit kepada anak kita pergi ke warung, tetapi kita nongkrong dulu di rumah kedai kopi dulu.
Kita menyuruh anak-anak kita belajar, tetapi kita yang dewasa asyik menonton sinetron si televisi, adilkah itu.
4. Apakah kita sudah dengan gigih dikit demi sedikit menghargai waktu yang kita punya, dan kita ajarkan kepada anak-anak kita.
Karena dalam hal waktu inipun akan menjadi bom yang sewaktu-waktu dapat menjadi penghambat setelah kita memasuki dunia kerja.
5. Apakah kita sudah mengajarkan kepada anak kita untuk berhemat( artinya menfgunakan uang untuk kebutuhan penting kita) .
Hal penting tentang penghematan, jangan diartikan kikir, tetapi berhemat dalam arti luas.
Contoh: tidak mematikan lampu di kamar mandi, setelah selesai mandi. Tidak membawa bekal makanan ke sekolah lebih baik jajan. Ini semua adalah contoh berhemat dalam arti luas, dan masih banyak lagi.
6. Kemandirian.
Kita sering melihat orang tua kasihan anaknya jalan kaki ke sekolah, lalu kita menghantarkannya. Bangun pagi dibangunkan untuk berangkat sekolah, kita belikan hp baru supaya tidak ketinggalan dengan teman lainnya.
Semua hal diatas artinya kita tidak mendidik kemandirian. ( orang jawa /budaya jawa mengatakan welas tanpo alis.)
7.Kerendahan hati.
Disini dapat kita artikan menerima apa adanya dengan gembira tanpa rendah diri dan menjadi congkak menutupi hal yang dapat menyebabkan dicap orang lain miskin.
Hal-hal diatas yang menyebabkan kita terlambat dalqm banyak hal dengan negara-negara lain.

Oleh karena, apa yang disampaikan bapak presiden kita tentang revolusi mental, pada awal kampanyenya, menjadi angin segar bagi kita. Sayang seribu sayang revolusi mental dan pendidikan karakter kita memang memerlukan proses yang panjang dan tidak mudah.
Proses itu harus kita dukung dengan cara kita mulai dari diri kita sendiri, dalam keluarga dalam lingkup RT / RW dan seterusnya.

Anak cucu kita harus kita bekali dengan olah pikir, olah hati, olah ketrampilan, olah karakter, olah etos kerja, olah kejujuran, olah me-management-uang,
Kalau kita sudah mencoba mengolah itu semua kepada anak cucu kita, lingkungan kita, cita-cita kita bersama menjadi bangsa yang besar, berkeadilan dan berkesejahteraan, dengan martabat yang luhur cerdas, trampil akan segera terwujud. Seperti tujuan pendidikan nasional kita yakni, takwa, cerdas, trampil, berbudi pekerti yang luhur akan selaras dengan harapan founding father (bapak bangsa/pendiri bangsa)

Sekelumit sumbang pemikiran, syukur dapat menjadi bekal kita dalam mencetak kader-kader bangsa yang handal. Amin

Red- santo

Beri Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui oleh admin
CAPTCHA Image