You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Kalurahan Gerbosari
Kalurahan Gerbosari

Kap. Samigaluh, Kab. Kulon Progo, Provinsi DI Yogyakarta

Selamat Datang Di Website Resmi Kalurahan Gerbosari, Kapanewon Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo

Warga desa padati Lapangan Sidowayah

Administrator 14 September 2019 Dibaca 541 Kali

Masih dalam rangkaian kegiatan bersih desa Gerbosari, siang ini hari Sabtu tanggal 14 September 2019, SMK Kuncup Samigaluh berpartisipasi dengan mengirimkan siswa dan siswinya untuk membawakan suatu kesenian warisan budaya leluhur yaitu Jathilan di Lapangan Sidowayah, Desa Gerbosari.  Jathilan adalah kesenian yang telah lama dikenal oleh masyarakat Yogyakarta dan juga sebagian Jawa Tengah. Jathilan juga dikenal dengan nama kuda lumping, kuda kepang, ataupun jaran kepang. Tersemat kata “kuda” karena kesenian yang merupakan perpaduan antara seni tari dengan magis ini dimainkan dengan menggunakan properti berupa kuda-kudaan yang terbuat dari anyaman bambu (kepang). Dilihat dari asal katanya, jathilan berasal dari kalimat berbahasa Jawa “jaranne jan thil-thilan tenan,” yang jika dialihbahasakan ke dalam bahasa indonesia menjadi “kudanya benar-benar joget tak beraturan ”. Joget beraturan (thil-thilan) ini memang bisa dilihat pada kesenian jathilan utamanya ketika para penari telah kerasukan. Saat pemain jathilan kerasukan, akan mampu melakukan atraksi berbahaya yang tidak dapat dicerna oleh akal manusia, sebagai contoh adalah memakan dedaunan, menyantap dupa, menyantap kembang, meminum minyak wangi dsb.  Pementasan jathilan siang ini memiliki dua tujuan, yang pertama yaitu sebagai sarana menghibur warga masyarakat sekitar, dan yang kedua juga dimanfaatkan sebagai media untuk melestarikan budaya leluhur. Pertunjukan kesenian jathilan ini dimulai dengan tari-tarian oleh para penari yang gerakannya sangat pelan tetapi kemudian gerakannya perlahan-lahan menjadi sangat dinamis mengikuti suara gamelan yang dimainkan. Gamelan untuk mengiringi jatilan ini cukup sederhana, hanya terdiri dari drum, kendang, kenong, gong, dan slompret, yaitu seruling dengan bunyi melengking. Lagu-lagu yang dibawakan dalam mengiringi tarian, biasanya berisikan himbauan agar manusia senantiasa melakukan perbuatan baik dan selalu ingat pada Sang Pencipta, namun ada juga yang menyanyikan lagu-lagu lain. Pada kesempatan kali ini, siswa siswi SMK Kuncup membawakan jathilan kreasi.

 

Baca juga:

PUNCAK ACARA BERSIH DESA GERBOSARI

 

Jathilan kreasi adalah seni jathilan yang dikemas sedemikian rupa sesuai perkembangan jaman, agar tak begitu asing bagi anak-anak jaman sekarang yang telah menikmati jaman maju, maka dikembangkanlah jathilan dengan sentuhan kreasi baru .Yang menjadi pembeda dari jatilan kreasi baru / modern dengan jathilan klasik adalah pada gamelan sebagai musik pengiring dan juga pada penampilan, baik pemain tambahan, pakaian ataupun aksesorisnya. Pada sisi penampilan, seni tari jathilan ‘kreasi baru’ adakalanya menampilkan peran “celeng” (babi), “munyuk” (monyet), dan beberapa penari topeng. Bahkan ada juga jathilan gedruk, yaitu jathilan yang beberapa penarinya mengenakan aksesoris klinthing di kakinya sehingga menimbulkan suara bergemerincing secara kompak. Masyarakat antusias melihat kesenian jathilan kreasi yang dibawakan siswa siswi SMK Kuncup Samigaluh, apalagi saat penampilan jathilan putri, merupakan daya tarik tersendiri bagi warga masyarakat yang menyaksikan. Red - RaNi

Beri Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui oleh admin
CAPTCHA Image