Budidaya kambing paling cocok di daerah pegunungan, selain alasan mudahnya mencari yang cuma butuh bebebera menit untuk merumput tidak perlu membeli pakan yang mengeluarkan biaya, juga alasan kapan saja membutuhkan dana langsung bisa dijual.
Berbagai jenis kambing yang dipelihara warga masyarakat mulai dari kiplik, bligon, gembel, jawa, sampai jenis Peranakan Etawa (PE).Salah seorang warga Pedukuhan Sumbo yang menekuni budidaya kambing PE adalah Yogya Priyatno yang dalam dunia per-kambing-an dulu dikenal dengan 'Raja Kambing Etawa' sekarang 'Momo Etawa'sejak tahun 2012 mengembangbiakkan kambing PE. Dengan modal 2 (dua) kandang kambing masing-masing terdiri dari 8 (delapan) plong,yang masing-masing bisa terisi 2 ekor telah berhasil mendulang rupiah dari cempe (anak kambing) nya. Beberapa waktu lalu cempe umur 9 (sembilan) hari laku dijual Rp 9.000.000,- (sembilan juta rupiah), baru beberapa hari ini juga berhasil menjual cempe umur 2 (dua) minggu seharga 3.300.000,- (tiga juta tiga ratus rupiah). Penjualan biasanya melalui sistem on line pada dunia per-kambing-an. Pembeli yang jauh biasanya dengan sistem transfer, selama ini telah berhasil mengirim kambing ke daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Salah satu pejantan yang diberi nama 'momo' yang merupakan turunan dari induk yang telah memenangkan beberapa kontes, kira- kira umur 2 (dua) tahun sudah Rp 15.000.000,- (lima belas juta rupiah) tapi belum dilepaskan karena masih digunakan sebagai pejantan.
Selain dari penjualan kambing, pundi-pundi rupiah juga didapatkan dari hasil jasa kawin dari 'momo'. Setiap orang yang ingin mengawinkan dari momo diberikan tarif Rp1.000.000,- (satu juta rupiah) kecuali dengan teman atau warga pedukuhan berlaku tarif separoh harga umum (Rp 500.000).
Selain memberi makan dengan rerumputan agar ternaknya cepat besar dan gemuk setiap harinya memberikan tambahan dengan seember ampas tahu, yang dibeli beberapa hari sekali ke tukang penggilian produsen tahu. Red-wit